Evaluasi motor produksi massal – motorrio.com – Sebulan belakangan ini banyak bermunculan berita kerusakan motor produksi massal dari pabrikan otomotif di Indonesia. Yang paling santer yaitu Honda CB150R patah rangka tubularnya, dan yang sebelumnya Yamaha Vixion rangka deltabox berkarat sampai bolong rangkanya.
Investigasi dua arah
Dalam setiap kejadian apapun, untuk sampai pada kesimpulan akhir harus dilakukan penyelidikan mendalam, dan harus dua arah, yang dalam hal ini dari sisi konsumen (user) dan sisi pabrikan (produsen) jika ingin solusi terbaik
Menurut MR jika ditilik dari sisi konsumen (user), perlu diteliti bagaimana
- Cara ridingnya
- Kondisi motor apakah masih standar pabrik atau sudah dimodifikasi ringan bahkan berat
- Frekuensi penggunaan motor
- Kondisi jalan yang biasa dilalui plus lokasi saat terjadinya insiden (jika kerusakan terjadi di tengah perjalanan)
- Perawatan motor tersebut sehari-harinya
Sedangkan dari sisi pabrikan selaku produsen yang utama harus melakukan penyelidikan apakah QC di pabrik berjalan sesuai standar, yang kalau dijabarkan
- Bahan baku untuk rangka (kasus CB150R dan Vixion) apa sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapka
- Proses produksi, mulai dari bahan mentah sampai jadi rangka sudah sesuaikah dengan SOP (Standard Operation Procedure)
- Proses perakitan, juga sudahkah sesuai dengan SOP
- Proses QC sebelum pengiriman ke dealer
- Proses penyimpanan motor dan pengiriman sampai ke tangan konsumen juga apakah sudah sesuai SOP
Menurut MR jika hal-hal tersebut sudah diteliti dan selama prosesnya kedua belah pihak berani memberi keterangan SECARA jujur maka bisa ditarik kesimpulan yang fair bagi kedua belah pihak.
Karena tak menutup kemungkinan kesalahan bisa mutlak di salah satu pihak (baik konsumen atau pabrikan), atau bisa jadi kombinasi keduanya
Yang jadi pertanyaan MR adalah BERANIKAH KEDUA BELAH PIHAK MEMBERI KETERANGAN JUJUR SELAMA PROSES TERSEBUT?
You must be logged in to post a comment.