Kenapa orang Asia “kalah kreatif” dari orang “Barat”?? Ini sebab dan (bisa jadi) solusinya

image

Mazbro n mbaksis, orang Asia, utamanya Indonesia bisa dikatakan masih ketinggalan dari orang Barat terutama di bidang pendidikan dan keahlian. Kalau di Barat, para pelajarnya bisa memilih sesuai yang disukainya, di Indonesia pelajar disuruh belajar sekian banyak pelajaran. Seperti anak MR yang baru kelas 2 SD, kalo sekolah bawa tas yang isinya buku pelajaran bejibun!! MR pernah coba angkat ampyunnn, berat banget!!
Via grup WA, MR mendapatkan sharing yang masuk akal dan bakalan bagus kalau diterapkan di Indonesia, utamanya untuk pendidikan dasar 9 tahun. Mau tau apa saja poin-poinnya? Monggo disimak mazbro n mbaksis…..

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi “best seller”. (www.idearesort.com/trainers/T01.p) mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:

1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.

2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sebagai sesuatu yg wajar.

3. Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dan lain-lain semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus-rumus ilmu pasti dan ilmu hitung lainnya, bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.

4. Karena berbasis hafalan, murid-murid di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm
Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.

6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.

7. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah

8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.

Dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sebagai berikut:

1. Hargai proses.
Hargailah org karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun masjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi

2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya

3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya

4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang

5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!

6. Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dgn bangga kalau KITA TIDAK TAHU!

7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita
bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.

Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak  dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi

LET’S CHANGE!!

MR Contact
Email : motorrioblog@gmail.com
Google+ : motorrio
You tube : motorrio rio
Other blog : bikesandcarsworld.wordpress.com

6 responses to “Kenapa orang Asia “kalah kreatif” dari orang “Barat”?? Ini sebab dan (bisa jadi) solusinya

  1. Saya pernah ngobrol dgn orang singapura…sekarang mreka mengadopsi cara blajar orang barat (inggris)…bahkan anak sd disana tak ada ujian semester, ujian hanya sekali untuk kelulusan, itupun soal ujiannya dari inggris

    Like

  2. Nah saya setuju om, mulai saya terapkan ke anak saya yg baru 3,5 tahun..rasa penasarannya jadi tinggi & logika berpikir lebih dibanding anak seusianya disekitarnya, tetapi disisi lain saya sedikit khawatir karena didaerah saya semua sekolah masih menggunakan metode lama 😦

    Like

    • Sama mas, anak saya terlalu curious sampe saya kewalahan. Sama psikolog disuruh tes IQ soalnya dibilangin biasanya kalo yg curious banget tu IQ nyq tinggi, tapi lingk sekolahnya kurang mendukung, maklum SD Negeri

      Like

Leave a reply to dee Cancel reply