Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu dan melihat tangan tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaanku membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu kujual ke pasar, lalu hasilnya kugunakan untuk memberi nafkah keluarga. Karena itulah tanganku kasar”.
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, langsung menggenggam tangan itu dan menciumnya seraya bersabda, “Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada – inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya”.
Rasulullah SAW tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tangan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah SAW.
Kemudian Rasul SAW bersabda pula, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itupun fi sabilillah”. (HR Thabrani).
Bekerjalah dengan pekerjaan yang halal. Semoga ALLAH memberkahi.
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Copas dari Kang Tarom
MR Contact
Email : motorrioblog@gmail.com
Google+ : motorrio
You tube : motorrio rio
Other blog : bikesandcarsworld.wordpress.com
semoga kita selalu bisa meneladani sifat Rasullullah SAW
LikeLike
Aamiin
LikeLike